gravatar

Bahasa Indonesia Adalah Bahasa Asing. Bahasa ABG dan Bahasa ASCII Adalah Bahasa Internet Nasional

Salam.



Lepas dari masalah penerjemahan bahasa internet ke bahasa Indonesia yang mengakibatkan sedikit ketidaknyamanan bagi pembaca seakan si penulis sedang melakukan sexual harrasment atau aktivitas ngga jelas lain seperti dalam kalimat "semalam saya merambah laman pribadinya Mbak Inne. Oke juga isinya, sayang perangkat keras saya tidak berfungsi dengan baik", bahasa Indonesia adalah bahasa yang paling 'dibenci' oleh pengguna internet di Indonesia.



bukan cuma amerika aja yang punya standar ganda



Ini sepertinya sudah merupakan pakem standar bagi semua pengguna bahasa Indonesia di internet, dimana pemakaian bahasa Indonesia di dunia penulisan cuma terjadi di website tulisan formal atau semi formal. Diluar itu, yang sering terjadi adalah pemakaian bahasa mongolia yang mulai ngetren di kalangan para pelajar yang pipisnya belum lurus dan juga pemakai bahasa ASCII bagi mereka yang terbiasa memegang Beriberi.



Saya mulai mencoba menyelami pola pikir mereka, para penerus bahasa Indonesia dengan jalan mencoba melakukan interaksi aktif terhadap para tipe tersebut diatas melalui Instant Messaging (jasa pemesan jaringan dalam - Ind) .



Pertama saya mencoba mewawancarai satu responden yang terbiasa menggunakan bahasa ABG, yaitu seorang anak sekolah yang berjenis kelamin wanita, dan berikut kutipannya.



Saya : Hai

Responden A : SpA neEEy

Saya :halo mbak spa, apa bisa saya minta waktunya untuk wawancara mbak?

Responden A : bkn mksdx q ni spa yowwww ai ai ai wwncraaa kyx q celeb uppu j yowwww

Saya : Tentang masalah bahasa Indonesia dan penggunaannya kok mbak, mbak spa usia berapa ya

Responden A : aiiiih dtax gi. q tu mksdx ni cpa cwiii

Saya : gimana mbak?

Responden A :ni spa yowww

Saya : Oh maaf, mbak spayow

Responden A : NI CPA CIIIIIII?????MASA DTAX GT G NGRTHI YOWWWW

Saya : mmmm gimana mbak?

Responden A : MKSDXQ NI CPA CIII? KYX BKN TMN Q D KULKER?

Saya : eeh..kulker? maksutnya nanya apa mbak?

Responden A : NI CPA CIII??????? GAG SKUL YAH? JADUL BGT

Saya : emmmm...bisa diulangi dari awal mbak, saya kok masih agak kurang jelas

Responden A : IYAAAA NI CPA CIIIII DITX DR TD MLH BNGONGX KY P JHAAA JADUL BGT D CP D

Saya : saya masih belum ngerti mbak bisa diulangi dari awal mbak, saya kok masih agak kurang jelas

Responden A : NGKONG JADUL NI KYX. BOGOG BGT BHSA GAUL KYEN GNI BSA2X GAG NGRTHI YOWWWW

Responden A logged off



Pada Responden A wawancara belum membuahkan hasil yang memuaskan dan sampai saat ini saya belum bisa memecahkan kode rahasia arti bahasa dia, jadi saya tampilkan apa adanya untuk anda evaluasi dan saya akan sangat menghargai bila anda berkenan untuk membantu menerjemahkannya. Dari yang saya tangkap adalah responden ini kelihatannya memiliki gairah yang aneh cenderung kearah fetishisme terhadap huruf x dengan tata bahasa yang mirip dengan bahasa mongolia.



Terjemahan ABG : asterinya dan obelinya



Sampai titik ini saya mulai kecewa karena saya tidak bisa menyajikan wawancara yang terlihat profesional, dan takut bila artikel ini berkesan amatir. Jadi, saya kemudian menuju Responden 2, seorang profesional muda berdasi yang berkantor di gedung bertingkat di kawasan gedung pencakar langit dengan lalu lintas yang 24jam nonstop padat merayap



Saya : Selamat siang pak

Responden B : º°˚˚°h Šǐång §iåŋб ҉Ǭiδiδiδ •̃-̮•̃

Responden B : hålº°˚˚°? kōќ di€m?

Saya : oh maaf, saya cuma berusaha membaca tulisan bapak..

Responden B : ♓ä☂hä☂hä☂hä™ Бάgåimåna mas, ådά kεp€rluån άpά ni?

Responden B : mas?

Saya : ya pak?

Responden B : Hååàllªªªªhh..Hååàllªªªªhh..såya nanya, άδά kεp€rluån άpά?

Saya : maf pak, tadi sebelumnya ini bapak nulis apa?

Responden B : $άψa лάлyå, ådά kεp€rluån άpά Qέέq Qέέq Qέέq

Responden B : MåS?

Saya : ya pak?

Saya : maaf pak, saya dari tadi berusaha membaca tulisan bapak

Responden B : ӘїщаΠǻ $ǐħ βσGøĝ βǻлӘέ+ tüĮī$ąņ ģąÝã ģiņĭ gini ģą лģ€rti

Responden B logged off

Saya : Kata kedua yang pertama tadi bapak bilang kayanya 'siang' ya? jah elah..dah ngacrit



Oke. Wawancara yang kedua ini juga tidak terlalu membuahkan hasil. Dari sudut tertentu, saya tidak mengamati adanya perbedaan antara kedua responden ini, walau latar belakang intelejensianya jauh berbeda. Dimana yang saxtux sexlaxlux beruxhaxhax mexmaxukkax huxrufx huxrufx terxtentux yaxng mexmbuaxt tuxlixsanx jaxdi suxsaxh dixbaxcax

sementara yang satu $έlǻlu bέrusǻhǻ mέmǻsukkǻn huruf huruf tέrtέntu yang mέmbuat tulisǻn jadi $u$ǻh dibǻcǻ. Jadi, saya sebagai pewawancara jadul memberi kesimpulan sementara bahwa berusaha membaca tulisan kedua responden ini memiliki tingkat kesulitan yang sama dengan melihat layar game dance dance revolution tapi tidak ikut bermain



atau mempelajari cara membuat Hadouken